Review Episode 5 “Eastwatch” Game of Thrones Season 7 – Thrones ID
Review ini mengandung spoiler Season 7. Bagi yang belum nonton, you have been warned.
Kadang-kadang, kita harus menjaga ekspektasi terhadap Game of Thrones. Episode ini tidak se-luar biasa episode sebelumnya. Ada beberapa bolong di sana-sini, tapi tidak bisa juga disebut episode yang jelek. Mari kita review satu per satu.
Kehamilan Cersei
Jaime diselamatkan oleh Bronn dan kembali ke King’s Landing. Jaime kemudian bertemu Cersei dan menceritakan betapa horor-nya berperang melawan Dothraki dan seekor dragon.
Jaime bercerita berperang bagi Dothraki itu seperti olahraga. Ditambah lagi seekor dragon sudah membuat pasukan Lannister kocar-kacir, sedangkan Daenerys masih punya 2 ekor dragons. Seandainya Daenerys melepas tiga-tiganya, maka Daenerys tidak akan bisa dihentikan.
Tetapi Cersei nampaknya tidak peduli. Apapun yang menghadang di jalan kita, kata Cersei, akan kita kalahkan. Kalaupun nanti menyerah, Daenerys tidak mungkin mengampuni mereka. Cersei sudah mengetahui pilihan yang ada di depannya, hidup dan mati. Dan Cersei sudah siap untuk itu.
Di scene selanjutnya, setelah Jaime menceritakan pertemuannya dengan Tyrion, Cersei mengungkapkan bahwa dirinya tengah hamil. Jaime tidak menyangka hingga matanya berkaca-kaca. Cersei kemudian berkata, “jangan khianati aku lagi.”
Banyak fans berspekulasi, jangan-jangan Cersei berbohong untuk memanipulasi Jaime. Spekulasi ini sangatlah beralasan.
Jaime adalah orang yang berani mengikuti kata hatinya sendiri. Jaime berani berkata “tidak” terhadap sesuatu yang dianggapnya salah. Atau berkata “iya” terhadap apapun yang dianggapnya benar – walaupun semua orang beranggapan sebaliknya. Jaime membunuh Mad King, melakukan incest dengan saudari kandungnya, menolak posisi lordship di Casterly Rock, membebaskan Tyrion, dst. karena menganggap dirinya benar.
Cersei mengetahui kelemahan Jaime. Satu-satunya alasan Jaime bisa mengabaikan kata hatinya adalah rasa cintanya kepada Cersei. Ketika Jaime baru saja menghadapi “horor”-nya berperang melawan Dothraki dan Dragon, sehingga Jaime merasa bahwa peperangan melawan Daenerys tidak akan bisa dimenangkan, Cersei membutuhkan alat lain agar Jaime tetap mau berperang untuk dirinya. Dengan mengetahui Cersei hamil, Cersei berharap Jaime tidak lagi ragu untuk berperang melawan Daenerys.
Atau mungkinkah Cersei benar-benar hamil?
Ketika Jaime masuk ke kamar Cersei, Qyburn sedang berada di sana. Qyburn berkata kepada Cersei, “saya bisa memberikanmu sesuatu.” Walaupun tawaran tersebut ditolak halus oleh Cersei. Di sini, kemungkinan Qyburn menawarkan obat untuk memberikan rasa nyaman kepada Cersei yang sedang hamil.
Tetapi bukankah, dalam ramalan Maggie The Frog (atau yang banyak dikenal sebagai Valonqar theory) menyatakan bahwa Cersei hanya memiliki 3 anak?
Tentu, Cersei hamil bukan berarti dia akan selamat sampai melahirkan. Mungkin saja, informasi kehamilan ini apabila benar merupakan sinyal bahwa Cersei tidak lama lagi, sebelum anaknya lahir, akan mati.
(Malam minggu ini pukul 7 malam WIB, seperti biasa @Thrones_ID akan membuat #ThronesTheory khusus membahas kematian Cersei atau Valonqar Theory).
Cinta Bersemi di Dragonstone
Sebelumnya saya akui kalau “Cinta Bersemi di Dragonstone” itu awalnya sekedar bahan bercandaan untuk meramaikan hype Jon Snow bertemu Daenerys untuk pertama kalinya. Banyak juga yang meramaikan dengan tagar #jonaerys karena ingin dua-duanya menikah – kemudian sama-sama duduk di Iron Throne.
Baiklah, kali ini kita berbicara serius.
Saya bisa bilang Jon Snow dan Daenerys semakin menemukan titik kepercayaan satu sama lain. Daenerys percaya dengan apa yang Jon Snow selalu perjuangkan, tidak lagi selalu meminta Jon Snow berlutut.
Adegan di mana Jon Snow bertatap muka dengan drogon, Daenerys telihat bingung karena untuk pertama kalinya drogon-nya begitu jinak kepada seseorang selain dirinya. Setelah itu, kita melihat Daenerys begitu hangat kepada Jon Snow, jauh lebih hangat dibandingkan ketika pertama kali bertemu.
Drogon yang jinak kepada Jon Snow itu seperti apabila anjing atau kucing peliharaan kita bisa akrab dengan calon pacar, yang membuat kita semakin yakin dengan orang tersebut. Sama seperti apabila keluarga kita menyenangi calon pacar kita, maka akan semakin besar peluang kita untuk menjalin hubungan dengan orang tersebut.
Menarik perjalanan ke depan, terutama apabila Daenerys mengetahui fakta bahwa Jon Snow memiliki klaim lebih besar atas Iron Thrones dibandingkan dirinya. Apakah Daenerys akan menerimanya?
Jon Snow Bukan Bastard Targaryen
Setelah dikonfirmasi di Season 6 bahwa Jon Snow adalah anak dari hasil hubungan Rhaegar Targaryen dan Lyanna Stark, banyak fans kemudian bertanya-tanya tentang status hubungan Rhaegar dan Lyanna.
Apakah Lyanna benar-benar diperkosa oleh Rhaegar, selayaknya pemahaman umum di Westeros? Atau apakah Rhaegar menjadikan Lyanna sebagai istri keduanya setelah Elia? Walaupun Targaryen sudah lama tidak melakukan poligami, tetapi praktik poligami memiliki tradisi dan preseden sejarah dalam Dinasti Targaryen.
Pertanyaan ini kemudian dijawab di Episode 5, secara tidak sengaja oleh… Gilly.
(Ini seperti joke nggak lucu dari D&D. Memunculkan informasi super penting dari alur cerita dan karakter yang tidak signifikan)
Ketika Gilly sedang membaca buku, dia sampai pada kalimat yang menyebutkan bahwa High Septon Maynard mengeluarkan “annulment” (pembatalan nikah – semacam perceraian) untuk Pangeran Rhaegar Targaryen dan menikahkan ulang pada saat yang sama kepada orang lain di wilayah Dorne.
Ini artinya, Jon Snow adalah anak sah – bukan bastard – dari Rhaegar Targaryen dan Lyanna Stark. Dan oleh karenanya memiliki klaim lebih besar dibandingkan Daenerys untuk berkuasa di Iron Throne.
Walaupun, ada juga yang berpendapat kalau berdasarkan “Right of Conquest” Targaryen tidak berhak lagi atas Iron Throne, karena sudah dikalahkan Robert Baratheon dalam Robert’s Rebellion. Sehingga, yang berhak untuk menduduki Iron Throne, adalah keturunan dari Baratheon, yaitu Gendry.
Entahlah. Mengatur siapa yang berhak duduk di Iron Throne ini sama sulitnya mengatur kemacetan Perempatan Mampang di Senin Pagi.
“Chaos is Ladder” in Winterfell
Kemudian kita sampai di Winterfell, di mana para northern lords sedang berkeluh kesah kepada Lady of Winterfell, karena tidak menemukan King in the North di Winterfell. Lord Glover merasa seharusnya Sansa saja yang menjadi Queen in the North. Yohn Royce berkata Knights of the Vale datang dan berperang untuk Sansa.
Sedikit banyak kita sedang menyaksikan pergulatan dan ketidakpuasan terhadap Jon Snow.
Arya yang sudah datang di Winterfell mengamati keadaan ini. Arya mengamati Sansa yang kelihatannya tenang-tenang saja. Arya juga secara diam-diam mengamati Littlefinger, yang nampaknya sedang berkonspirasi dengan Lord Glover dan Yohn Royce.
Arya juga melihat Maester Wolkan memberikan sesuatu yang penting kepada Littlefinger – sesuatu yang tampaknya mampu membuka tabir konspirasi yang sedang direncanakan Littlefinger.
Arya masuk ke kamar Littlefinger dan menemukan gulungan kertas berisi surat Sansa kepada Robb Stark:
“Robb, I write to you with a heavy heart. Our good king Robert is dead, killed from wounds he took in a boar hunt. Father has been charged with treason. He conspired with Robert’s brothers against my beloved Joffrey and tried to steal his throne. The Lannisters are treating me very well and provide me with every comfort. I beg you: come to King’s Landing, swear fealty to King Joffrey and prevent any strife between the great houses of Lannister and Stark.”
Kalau teman-teman ingat, ini adalah surat yang dikirimkan Sansa kepada Robb di akhir Season 1, yang dibuat karena ancaman Cersei. Karena surat ini juga, pertama kali Robb memanggil Northern Bannermen untuk berperang melawan Lannister.
Ketika Arya keluar dari kamar kita melihat ternyata Littlefinger sengaja membiarkan Arya menemukan gulungan surat tersebut. Arya masuk ke dalam perangkap. Lalu apa kira-kira rencana Littlefinger di sini?
Sebelumnya, Littlefinger berusaha untuk mengambil hati Sansa dan Bran lewat hubungan baik antara dirinya dan keluarga Stark. Kehadiran Arya, membuat strategi Littlefinger berubah.
Seperti yang sudah kita ketahui, strategi dari Littlefinger adalah menciptakan konflik sehingga dia bisa mengambil keuntungan pribadi dari konflik tersebut (Chaos is a Ladder). Konflik yang kini sedang dia bangun adalah antara Sansa dan Arya. Gulungan surat tersebut akan semakin membuat Arya tidak percaya dengan Sansa, karena tidak mengetahui fakta bahwa Sansa dipaksa oleh Cersei untuk menuliskan surat tersebut.
Sejujurnya, masih sulit diketahui rencana dan keuntungan seperti apa yang didapatkan oleh Littlefinger dari konflik Sansa dan Arya. Yang jelas, apabila keluarga Stark tidak solid dan berkonflik satu sama lain, maka orang luar seperti Littlefinger akan semakin mudah untuk memanipulasi satu dengan yang lainnya sama seperti Littlefinger mengadu Stark dan Lannister.
Atau jangan-jangan Arya sudah berada dua langkah di depan Littlefinger?
Kita meyakini perjalanan Littlefinger akan berakhir di Winterfell. Dan mungkin peristiwa inilah yang mengawalinya. Arya dan Sansa berkonflik, tetapi kemudian Bran mungkin menjelaskan fakta yang sebenarnya, yang kemudian membuat Sansa dan Arya bekerja sama membunuh Littlefinger secara diam-diam.
Di sisi lain, saya pribadi merasa senang Littlefinger kembali ke dalam permainan. Salah satu yang paling saya suka dari Game of Thrones adalah intrik politik atau “Game of Shadows” yang sering dimainkan Littlefinger, Varys, dan Tyrion terhadap satu sama lain. Di Season 7 sayangnya hal ini sangat minim, karena difokuskan pada adegan perang dan pertarungan.
Saya senang Littlefinger kembali bermain intrik politik di North (walaupun berharap kali ini tidak berhasil), daripada hanya melihat Littlefinger menjilat kaki Sansa berharap suatu saat diberikan kekuasaan.
Prediksi Episode 6
Setelah terpapar banyak spoiler dari episode 6, saya memutuskan tidak akan menulis prediksi episode 6 seperti sebelum-sebelumnya.
*Kepada pembocor episode 6, fuck you!