Di serial TV Game of Thrones, kebanyakan dari kita pasti merasa aneh, bahkan jijik dengan perlakuan Lysa Arryn terhadap anak semata wayangnya, Robin Arryn. Sungguh aneh seorang anak usia 6 tahun masih menyusu langsung ke ibunya. Apalagi, Robin adalah seorang Lord of the Eyrie dan penerus House Arryn sepeninggalan ayahnya, Jon Arryn, yang kala itu menjabat sebagai Hand of the King dari Robert Baratheon (posisi ini kemudian diserahkan Robert kepada Eddard Stark).
Di buku A Song of Ice and Fire, Robin Arryn sesungguhnya bernama Robert. Showrunner Game of Thrones memutuskan untuk menggantinya menjadi Robin agar tidak terjadi kebingungan dengan nama Robert Baratheon. Hal sama dilakukan dengan mengganti nama Asha Greyjoy (kakak perempuan Theon) dengan Yara agar tidak tertukar dengan Osha (Wilding yang menjaga Bran Stark). Perbedaaan lain adalah pada usia Robin Arryn, yang diceritakan berusia 6 tahun dalam serial TV, sedangkan di buku berusia 8 tahun.
Wajar jika kebanyakan penonton kita bergidik melihat Lysa dan Robin, bahkan di buku Sansa berkata Robin (Robert) memiliki tingkah laku seperti anak usia 3 tahun. Namun, sebetulnya ada alasan di balik obsesi Lysa kepada Robin. Alasan yang menyedihkan.
Jatuh Cinta pada Petyr Baelish
Mari mulai dengan masa kecil Lysa di Eyrie bersama saudara-saudara kandungnya, yaitu Catelyn, Edmure, dan juga Petyr Baelish. Petyr dibesarkan di Riverrun sejak usia 8 tahun oleh Lord Hoster Tully karena persahabatannya dengan ayah Petyr. Ayah Petyr dan Lord Hoster pernah bertempur bersama di “War of the Ninepenny Kings,” perlawanan terhadap pasukan Maelys Blackfyre yang ingin menyerang Westeros.
Seiring perjalanan waktu, Lysa remaja jatuh hati pada Petyr, meskipun Petyr tidak membalas cintanya karena Petyr justru menyukai Catelyn. Suatu ketika, diumumkan perjodohan antara Cat dengan Brandon Stark (yang kemudian meninggal karena dihukum mati oleh Mad King). Dalam pesta yang diadakan keluarga Tully, Petyr berdansa dengan Cat sebanyak 6 kali (di buku Lysa berkata pada Sansa bahwa Lysa menghitung jumlah ini, mungkin karena saking insecure-nya, ya).
Petyr kemudian berusaha mencium Cat, namun Cat mendorong Petyr dan menertawakannya. Petyr malu dan tertekan hingga minum-minum dan mabuk parah. Petyr dibawa ke kamarnya oleh Brynden Tully (Blackfish). Lysa kemudian ikut untuk menemani Petyr. Dalam keadaan mabuk, Petyr bercinta dengan Lysa dan menganggap dia adalah Cat. Meskipun sadar Petyr memikirkan Cat, Lysa tetap menemani Petyr hingga pagi.
Ketika tanggal pernikahan Cat-Brandon diumumkan, Petyr kembali mengambil risiko dengan mengajak Brandon bertarung. Beda usia yang cukup jauh dan kemampuan bertarung Brandon yang hebat, membuat Petyr terluka parah. Saat itu, Cat memohon agar Brandon tidak melanjutkan pertarungan. Petyr harus dirawat karena pertarungan dan Lysa kembali menemaninya di saat kritis. Mereka kembali bercinta hingga Lysa mengandung anak Petyr.
Ketika Petyr sembuh, Lord Hoster memutuskan mengirimnya kembali ke Fingers di mana Petyr dilahirkan. Lysa mengakui kehamilannya pada Lord Hoster dengan harapan ayahnya menyetujui pernikahannya dengan Petyr. Alih-alih disetujui, Lord Hoster justru menyuruh Lysa menggugurkan kandungannya karena menganggap Petyr berasal dari house rendah.
Lysa diminta meminum “moon tea” yang salah satu bahan pembuatnya adalah tanaman herbal bernama “tansy”. Di buku diceritakan sebelum kematiannya, Lord Hoster kerap menggumamkan kata “tansy” yang Catelyn kira sebagai salah satu perempuan yang pernah dekat dengan ayahnya. Mungkin ini adalah bentuk penyesalan Lord Hoster atas tindakannya kepada Lysa karena dalam proses aborsi ini, Lysa bahkan nyaris meninggal.
Pernikahan Lysa dengan Jon Arryn
Selain Catelyn, Lysa juga dijodohkan oleh ayahnya. Awalnya, terjadi perbincangan antara Lord Hoster dan Tywin Lannister untuk menjodohkan Lysa dengan Jaime. Namun, perjodohan ini tidak bisa dilakukan karena Jaime diangkat sebagai Kingsguard oleh Mad King. Tywin kemudian menawarkan putranya yang lain, yaitu Tyrion, namun Lord Hoster tidak ingin Lysa menikahi seorang dwarf. Akhirnya, Lysa dinikahkan dengan Jon Arryn, Lord of the Eyrie, tentu saja untuk alasan politik.
Jon Arryn sudah berusia lanjut ketika menikahi Lysa. Bahkan, Lysa mengatakan usianya hampir sama dengan ayahnya sendiri. Pernikahan Lysa dan Jon juga direncanakan dan dilakukan dalam waktu yang cukup cepat. Hal ini membuat Lysa tidak memiliki waktu yang cukup untuk menerima keputusan ini, terlebih lagi perasaannya masih berlabuh kepada Petyr. Lysa diceritakan tidak menikmati pernikahannya dengan Jon Arryn. Tidak seperti Cat yang akhirnya dapat menjalani pernikahan yang bahagia dengan Eddard Stark (yang menggantikan posisi Brandon).
Robin Arryn, Penerus House Arryn
Ketika Cat melahirkan Robb, Lysa yang bersedih karena tidak kunjung mengandung ditawari mengasuh Robb, walaupun akhirnya dia menolak. Lysa mengalami masalah dengan kandungannya. Dia pernah beberapa kali gagal memiliki anak dengan Jon Arryn. Bayi-bayinya meninggal saat dilahirkan, 3 perempuan dan 2 laki-laki. Hal tersebut dia alami selama tinggal di Eyrie dan Kings Landing ketika Jon sudah diangkat sebagai Hand of the King. Lysa juga diceritakan pernah mengalami keguguran berulang kali. Hanya Robin anaknya yang “selamat”, meski sayangnya, Robin juga terlahir sakit-sakitan.
Robert (Robin) diceritakan memiliki penyakit kejang yang membuat Maester Colemon kerap mengobatinya dengan terapi penyayatan kulit untuk mengeluarkan darah dan memberi obat-obatan khusus. Penyakit ini juga membuat Robin memiliki peringai sangat manja dan menempel pada Lysa. Lysa akhirnya tidak pernah menyapih Robin alias tetap menyusui Robin hingga ia berusia 6 tahun. Lysa merasa setiap saat dapat kehilangan Robin. Selain itu, Lysa juga menganggap orang-orang di sekitarnya ingin merebut Robin. Lysa merasa paranoid karena trauma kehilangan anak berkali-kali.
Jon Arryn, melihat kondisi lemah anaknya, berencana mengirim Robin ke Dragonstone untuk dididik oleh Stannis Baratheon. Lysa khawatir dengan rencana ini dan akhirnya bersekongkol dengan Petyr untuk membunuh Jon Arryn menggunakan “Tears of Lys,” jenis racun yang sangat langka dan berbahaya yang dicampurkan ke dalam wine yang diminum Jon.
Saat itu, Jon yang berada di Kings Landing, mengangkat Petyr Baelish sebagai bendahara kerajaan atau “Master of Coin.” Lysa awalnya meminta Jon memberikan Petyr jabatan di Gulltown, kota terbesar di Vale of Arryn. Karena kiprahnya yang cukup baik, Petyr akhirnya diangkat menjadi Master of Coin. Di masa itu, Lysa dan Petyr sempat menjalin hubungan rahasia. Kematian Jon akhirnya disebut Lysa sebagai ulah The Lannisters.
Pasca-kematian Jon Arryn, King Robert Baratheon ingin mengirim Robin ke Catserly Rock untuk dididik menjadi ksatria. Robert khawatir Robin akan tetap melemah jika tinggal bersama ibunya. Lysa menolak usul itu dan, tanpa izin King Robert, kembali ke Vale of Arryn membawa Robin.
Kedatangan Sansa ke Eyrie
Pada peristiwa purple wedding (kematian Joffrey), Sansa “diselamatkan” oleh Dontos, kemudian diantar menemui Petyr. Mereka akhirnya berlayar menuju Eyrie. Di sana, Sansa diperkenalkan sebagai Alayne Stone, anak haram Petyr. Alasannya, saat itu Sansa sedang dicari oleh pasukan kerjaan karena diduga terlibat dalam pembunuhan Joffrey.
Petyr kemudian menikahi Lysa sebagai perintah dari Twyin. Pernikahan ini membuat Petyr diangkat menjadi Lord Protector of the Vale. Di Eyrie, Petyr sempat mendekati Sansa (menciumnya) dan tidak sengaja disaksikan oleh Lysa. Lysa kemudian murka dan mengancam akan melempar Sansa lewat pintu yang membuka jurang atau “Moon Door”.
Saat itu, Petyr datang dan meminta Lysa melepaskan Sansa. Petyr kemudian merayu Lysa dengan mengatakan dia hanya mencintai satu wanita. Di dalam pelukannya, Petyr menambahkan kata-kata “hanya Cat” dan kemudian mendorong Lysa ke Moon Door. Petyr menjadikan Marillion, penyanyi kerajaan kesayangan Lysa, sebagai tersangka yang membunuh Lysa dengan mengatakan kesaksian bohong pada para pengawal yang berjaga di luar pintu.
*Ditulis oleh Desi Mandasari (@desimanda)